Google Analytics

Pop Ads

2011/07/08

Program Cari Dollar Paling Gampang

Halo semua para pemburu dollar.....
Kali ini saya akan memperkenalkan suatu program pengumpul dollar paling mudah. Kenapa bisa dibilang paling mudah?
Alasannya:

1. Tidak butuh modal (alias GRATIS 100%)
2. Hanya butuh koneksi internet

Ini bukan PTC, PTR, CPM atau sejenisnya. Ini adalah PTO (Paid To Online) kerjanya sangat mudah

1. Anda daftar di websitenya
2. Instal cashbar-nya (ukuran 1,4MB) dijamin tidak akan merusak komputer anda
3. Jalankan softwarenya dan anda boleh meninggalkan komputer anda biarkan komputer anda mengumpulkan uang dan anda TIDAK PERLU MELAKUKAN KLIK INI ITU

Ada 2 program yang saya tawarkan

1. 20Dollar2Surf
make cash
Program ini SUDAH TERBUKTI MEMBAYAR 100%, dengan menggunakan sistem point, dan setiap bulannya poin akan di ubah ke bentuk uang. Minimal pembayarannya hanya $20 melalui Paypal
Ada bonus yang saya siapkan yaitu free 100 poin untuk 3 referal saya dengan poin mencapai lebih dari 1000 poin paling tinggi di akhir bulannya, kirimkan data (username dan ID serta link daftar anda ke nomor telepon yang saya cantumkan di bagian bawah

2. Tickerbar Greenhorse
KLIK DISINI
Program ini juga SUDAH TERBUKTI MEMBAYAR 100%, bedanya program ini membayar membernya melalui cek $90 yang akan dikirim ke alamat anda. Perjamnya anda akan dibayar hingga $0,1. Sistem referal yang digunakan juga asyik, bisa mencari sampai 6 tingkatan referal dan tidak terbatas di tiap tingkatnya

Kalo masih cari dollar dengan PTC terpercaya ya coba klik disini


Jika ada pertanyaan yang kurang jelas silahkan hubungi saya di:
Hp : 08561899133
FB : ryanheryansyah@gmail.com
Twitter: @tedyrizkha

Terima Kasih......

2011/06/26

(SHARE) Bulutangkis Indonesia

DJARUM INDONESIA OPEN SUPER SERIES 2011

Aduuh kalah lagi dah, jadi tuan rumah gak ada satu gelar-pun yang bisa dipamerkan. Baik tunggal atau ganda juga gak berkutik. Ganda itu masih mending bisa masuk kefinal biarpun ujung-ujungnya yaaaa kalah juga sih tapi paling gak lebih baik dibanding tunggal lah, gak hidup sama sekali. Taufik Hidayat yang jadi "maskot" bulutangkis Indonesia aja dah "keok" di semifinal sama Peter Gade, haduuuuhh salah apa coba nih bulutangkis Indonesia??

Okelah kita ambil positifnya aja, biarpun gak bawa satu gelar juara di turamen kali ini tapi paling gak masuk final lah, hahahaha....
Disisi lain kita harus segera berbenah, Indonesia sudah haus akan gelar juara, dan seharusnya pula regenerasi pemain di PBSI harus benar-benar ada. Coba kita lihat di tunggal setelah Taufik Hidayat siapa lagi penerusnya? Hampir semua nama seperti Sonny Dwi Kuncoro, Simon Santoso dan Hayom Rumbaka seperti terseret arus ombak. Itu baru tunggal putra bagaimana dengan tunggal putri ? ganda putra? ganda putri? atau ganda campuran?

PBSI dan pihak-pihak terkait, saya selaku rakyat Indonesia hanya berharap semoga regenerasi pemain yang berkualitas benar-benar terwujud soalnya bidang olahraga yang mempunyai nama di mata internasional hanya bulutangkis

2011/06/24

(CERPEN) Ku Takkan Menghalangimu

Ku Takkan Menghalangimu

Sore itu di hari Senin, Angga sedang duduk di depan teras rumahnya sambil memainkan laptop. Dia sangat begitu asik memainkan barang itu, maklumlah laptop itu hadiah dari ayahnya. Waktu Angga melaksanakan ujian akhir semesternya di kuliahnya, sang ayah berjanji akan membelikan laptop pada Angga jika nilai yang Angga dapat bagus. Karena keasyikan memainkan laptop barunya, Angga sampai tidak tahu kalau ada tukang pos yang mengantarkan surat.

“Pos...Dek...Dek...ini ada pos...”, ujar pak pos, tapi Angga seraya tidak mendengar.

“Bapak taruh disini ya dek”, kata pak pos lagi sambil meletakan surat di pagar.

Tak berapa lama pak pos pergi Angga baru sadar kalau ada surat yang ditujukan kepadanya.

“Lho, ada surat buatku? Dari siapa ya? Coba aku buka”, katanya.

Angga membaca dengan teliti dan benar juga, Angga bersorak girang karena surat yag ia terima adalah surat penerimaan dirinya untu melanjutkan S2 ke Canada.

“Horeee aku ke Canada, bu...ibu.... aku dapat beasiswa ke Canada bu...”, teriaknya sambil menghampiri ibunya yang di dalam rumah.

“Yang benar kamu?”, tanya ibu.

“Benar bu ini suratnya”

“Alhamdulillah nak, yasudah kapan kamu berangkat ke Canada?”

“Di surat ini sih 2 minggu lagi bu, paspor dan visa sudah diurus jadi kita gak perlu keluarkan biaya bu”, katanya senang

“Kamu sudah kasih kabar ke pacarmu Ita?”, tanya ibu

“Mmm.. belum bu nanti aku kabarin kok bu, pasti dia juga senang mendengar kabar ini”

Malam harinya, ayah datang. Setelah makan malam bersama Angga menceritakan apa yang ia dapat hari ini.

“Yah, aku dapat beasiswa S2 ke Canada yah”

“Hah? Yang benar kamu?”, tanya ayah yang sedikit tak percaya

“Benar yah, ini suratnya”, kata Angga sambil menunjukkan surat yang ia terima kepada ayahnya.

“Ayah turut bangga punya anak seperti kamu”

Angga hanya tersenyum mendengar perkataan ayahnya. Angga selama ini memang dikenal anak yang nakal tapi dengan kenakalannya itu ia dapat membuktikan kalau biarpun nakal ia masih bisa mendapat nilai yang bagus.

“Aku janji yah suatu saat nanti aku akan membawa ayah dan ibu pergi ke luar negeri”

“Ya nak, orang tua hanya bisa mendoakan kamu semoga kamu menjadi orang yang sukses”

Hari demi hari berlalu tak terasa tinggal 1 minggu lagi Angga akan berangkat ke Canada. Dan ia hampir saja lupa memberitahu kabar ini ke pacarnya, Ita. Dan sesegera mungkin ia langsung pergi ke rumah Ita untuk memberitahu kabar ini. Dalam hati kecilnya memang tak tega meninggalkan Ita disini tapi ada boleh buat ini juga demi masa depannya sendiri jadi ia harus meninggalan segalanya termasuk orang tuanya sendiri.

“Ita...Ita....”, panggil Angga di depan pintu rumahnya

“Eh kamu Angga ada apa?”

“Eeeee....eeee...aku....mau cerita nih....”

“Cerita apa sih? Kok sampe keringet dingin gitu?”

“Gini, aku dapat beasiswa.....”

“Hah? Beasiswa dimana?”, potong Ita sebelum Angga selesai bicara

“Canada, ya Canada aku dapat beasiswa ke Canada”

“Hmmm....Canada ya? Berarti kamu meninggalkan aku disini sendiri?”

“I...iii...ya, itulah kenapa aku tak tega bilang ke kamu tentang berita ini”

“Kamu gak usah khawatir gitu, aku gak akan menghalangi kamu kok untuk melanjutkan mimpi kamu kuliah di luar negri, toh ini kan demi kebaikan kamu juga. Lagian kamu aja tega meninggalkan kedua orang tuamu disini, masa hanya meninggalkan pacar kamu gak tega?”

“Aku takut kamu sedih”

“Aku sedih? Cewek mana yang sedih kalau ada pacarnya bisa kuliah di luar negeri? Suatu kebanggaan sendiri pastinya. Sudah jangan terlalu difikir aku gak akan nakal dan setia menunggu kamu pulang lagi ke Indonesia kok”

“Makasih ya sayang”

Tibalah saat yang ditunggu, hari keberangkatan Angga ke Canada, ayah dan ibu juga Ita mengantarkan Angga sampai ke bandara.

“Ayah, ibu, Ita aku mohon doa restu ya semoga aku disana lancar”

“Iya nak jangan lupa sholat, puasa, dan ngaji”, ucap ayah

“Juga jangan lupa hubungi kami disini selalu”, sambung ibu

“Iya, aku juga akan selalu setia nunggu kamu kok disini

Angga hanya tersnyum melihat mereka dan memeluk mereka secara erat.

“Angga berjanji suatu saat nanti ketika Angga kembali kesini Angga sudah menjadi orang sukses”. Selamat jalan Angga doa orang yang kamu cintai selalu menyertaimu....

Jakarta, Tuesday 07-06-2011

09:08AM

(CERPEN) Masih Ada Kesempatan

Masih Ada Kesempatan

Siang yang terik itu tak menyurutkan semangat Egi untuk membeli perlengkapan mendukung timnas. Hari ini memang Egi, Sandy, dan Raka memang mengadakan nonton bareng di rumah Raka. Egi yang membonceng Raka dengan cepat memacu motornya untuk membeli makanan dan apapun yang disiapkan untuk acara nonton bareng. Setelah selesai membeli semua perlengkapan yang dibutuhkan mereka beranjak pulang

“Gi, lo yakin Indonesia menang gak?”, tanya Raka. “Wuitzz, yakin lah gue pegang 4-0 buat Indonesia”, kata Egi yang memang benci dengan Malaysia. “Gue mah 1-0 aja, ini final lho main di kandang lawan pula”, balas Raka. “Ah gak peduli di kandang lawan kek, di kandang badak kek, gak peduli garuda pasti menang”, jawab Egi yakin. Tak terasa mereka sudah sampai di rumah Raka. “Ka, gue balik dulu ya, nanti abis maghrib kesini deh gw samper Sandy dulu tapinya”, ucap Egi berpamitan. “Oh yasudah, gue tunggu ya, gue juga habis ini mau pergi bentar juga”, balas Raka.

Sore hari sebelum pergi ke rumah Raka, Egi menelepon Sandy. “Halo, san, jadi gak mau nonton bareng di rumah Raka?”, tanya Egi. “Jadi kok, lo samper gue ya, gue mau siap-siap dulu”, balas Sandy. “Oke deh san, gue berangkat sekarang ya”, ucap Egi sambil mengakhiri teleponnya. Sesaat kemudian sampailah Egi di rumah Sandy. “San, udah siap belom?”, tanya Egi. “Udah gi, yuk kita berangkat”, tukas Sandy

“San tebakan lo berapa Indonesia Malaysia?”, tanya Egi. “Gue yakin 2-0 buat Indonesia, lo sendiri?”, balas Sandy. “Gue Cuma yakin 1-0 aja soalnya ini final jadi agak berat”, balas Egi. Tak terasa sampailah mereka di rumah Raka. “Eh kalian udah datang ayo masuk sebentar lagi udah mulai tuh bolanya”, ujar Raka. Egi dan Sandy-pun masuk ke rumah Raka.

“Gue agak kurang yakin nih ka Indonesia bisa menang banyak”, ucap Egi. “Wah rasa nasionalismenya udah kurang nih”, ledek Raka. “Emang kenapa gi, kok lo yakin Indonesia gak bakal menang besar?”, tanya Sandy. “Ya liat aja sendiri, main di Bukit Jalil, artinya di kandang lawan, sedangkan Indonesia kan belom pernah sama sekali main di kandang lawan”, ujar Egi. “Ya tapi Indonesia pasti menang kok”, balas Raka

Peluit pertandingan dimulai. Sejak menit pertama Harimau Muda Malaya julukan untuk timnas Malaysia terus menekan pertahanan Indonesia. Hingga menit ke 30 terhitung Indonesia hanya bisa melakukan 1 kali tembakan ke gawang.

“Wah kalo gini mah mana bisa menang besar, orang di tekan terus”, ujar Raka. “Apa gue bilang ka, ini final, di kandang lawan pula”, balas Egi

Babak pertama habis dengan skor kacamata 0-0. Membuat persaaan Raka kecewa. “Yah mana mungkin ini mah bisa 4-0”, bilang Raka. “Kita kan belom tau babak kedua mainnya seperti apa kita tunggu aja”, tukas Sandy.

Peluit babak kedua dimulai, tak ubahnya dengan babak pertama, pemain Indonesia terus di kurung hingga Safee Mohammad Sali mencetak gol ke gawang Indonesia. “Wah, Indonesia kebobolan, hebat juga Malaysia”, ujar Raka. “Tenang Indonesia pasti bisa membalas kok”, ucap Egi.

Apa yang di harapkan oleh ketiga sahabat itu tidak terwujud juga di babak kedua. Malah Mayasia menambah pundit golnya dengan 2 tambahan. Dengan ini skor akhir Indonesiakalah 3 gol tanpa balas. “Kenapa ini bisa terjadi?”, tanya Egi heran. “Mainnya gak semangat nih Indonesia”, tambah Sandy. “Wah 3-0 berat buat di kejar di Senayan”, pasrah Raka. “Jangan gitu dong, kita harus tetep yakin Indonesia bakal juara”, balas Egi. “Ya tapi lo liat dong, 3 gol coy, lo kira dikit itu? Kita minimal harus masukin 4 gol tanpa balas, susah tau!”, kata Raka. “Iya gue tau tapi kan kita belom tau hasilnya, kita main dulu baru kita komentar”, bilang Egi. “Udah napa kalian jangan berantem. Timnas kalah kok malah saling menyalahkan dan berantem lagi. Inget ya kesempatan masih ada, dan seharusnya kita sebagai warga negara Indonesia jangan mencaci tapi memberi support dengan doa dan usaha semampu kita semoga di Senayan nanti Indonesia bisa jadi juara”, ujar Sandy

Indonesia memang belum kalah 100% masih ada pertandingan satu kali lagi di Jakarta, harapan semua masyarakat Indonesia saat ini adalah Indonesia bisa mengalahkan Malaysia dan mengangkat trofi juara AFF. AMIN

Jakarta, Monday 27-12-2010

06:55AM

(CERPEN) Satu Darah Tiga Pilihan

Satu Darah Tiga Pilihan

Mungkin sudah menjadi hal yang wajar ketika ada lebih dari satu pria yang memperebutkan satu wanita. Tapi berbeda dengan Toni, Tedy, Tio. Mereka kakak beradik yang umurnya tidak terlalu jauh perbedaannya. Mereka memperebutkan seorang gadis bernama Anda. Anda yang saat ini masih duduk di kelas 1 SMA diperebutkan oleh 3 kakak adik itu. Di lain sisi Anda juga bingung mau memilih yang mana. Tony seorang yang periang, tampan namun sangat emosian. Tedy juga seorang periang, tampan namun agak sedikit edan, hanya Tio yang berbeda dia seorang pendiam dan temperamental

Suatu hari ketika Tio ingin ke rumah Anda ia bertemu Toni. “Mau kemana dek”, tanya Toni. “Aku mau ke rumah temen dulu mas, ngerjain tugas”, ucapnya bohong. “Kamu gak bohong kan? Apa ke rumah Anda?”, tanya Toni lagi. “Dibilang ke rumah temen yak e rumah temen”, bentak Tio. “Eh kamu biasa aja dong dek ngomongnya gak usah bentak gitu, aku ini mas-mu”, balas Toni. “Mas aku tau, tapi gak usah gitu dong, fikirannya ke Anda mulu Anda mulu, gak ada yang lain apa”, tukas Tio. “Kamu mulai kurang ajar ya….”, bentak Toni sambil ingin menampar Tio. Seketika Tedy datang dan memisahkan mereka. “Hei hei hei, kalian berdua udah gak sadar ya kalo kalian saudara?”, tanya Tedy. “Diem kamu mas kamu gak tau urusannya”, bentak Tio. “Ted, kamu anggap orang macem gini adikmu? Adik berani ngebentak kakaknya gitu?”, tukas Toni. “Hei…., aku bilang berhenti kalo gak berhenti kalian bakal aku laporin ke RT sini biar suruh berantem sekalian, cerita dong masalahnya apa”, kata Tedy

Setelah Toni dan Tio menceritakan masalah yang dihadapi mereka bermusyawarah tentang gadis yang mereka perebutkan. “Gini aja, kita buat pertandingan, siapa yang bisa buat hati Anda kepincut dia yang menang”, ucap Tio. “Boleh tapi keputusan diterimanya kita atau tidak itu terserah Anda”, balas Tedy. Tanpa fikir panjang mereka-pun pergi ke rumah Anda. Anda terkejut melihat kedatangan kakak adik yang suka sama dirinya. “Lho lho, ada apa ini kok dating rombongan”, tanya Anda. “Kamu pastinya sudah tau kan kalo kami bertiga suka sama kamu”, bilang Toni. “Oleh karena itu kita kesini mau minta penjelasan siapa yang kamu terima jadi pacar kamu”, lengkapi Tedy. “Hmmmm, kalian kakak adik yang aneh, oke kalo gitu aku bakal menerima salah satu di antara kalian dengan satu syarat”, ucap Anda. “Apa syaratnya?”, tanya Tio penasaran. “Syaratnya gampang jelaskan maksud dari kata janganlah kau bermain api kalau kau takut terbakar, aku beri kalian waktu 1 malam, besok jawaban kalian aku tunggu disini”, bilang Anda. “Hahahaha, itu mah gampang jangankan disuruh besok, sekarang aku jawab juga bisa”, ucap Toni dengan sombong. “Aku tak mau komentar liat saja besok”, kata Tio polos. “Oke, besok kami akan datang lagi ke rumah mu utnuk kasih penjelasan apa yang kamu katakana tadi”, tukas Tedy

Malam harinya mereka berfikir dengan tantangan yang diberikan Anda. Masing-masing terus mumutar otaknya di kamarnya. “Maksudnya apa ya? Jangan main api kalo takut kebakar?”, kata Tedy dalam hatinya. Waktu terus berjalan dan tak terasa pagi hari-pun tiba. “Dek kamu udah tau maksudnya?”, tanya Tedy ke Tio. Dengan santai Tio hanya mengangguk. “Kalo kamu mas udah belum?”, tanyanya lagi ke Toni. “Sudah 100% yakin”, jawab Toni mantap.

Tak lama kemudian mereka menuju rumah Anda dan Anda sudah menunggu. “Apa kalian sudah menemukan maksud dari kata itu?”, tanya Anda. “Sudah”, jawab mereka kompak. “Apa jawabanmu Toni?”, tanya Anda pada Toni. “Ya gampang, jangan pernah bermain dengan cinta kalo tak mau sengsara”, jawab Toni singkat. “Kalo kamu?”, tanya Anda ke Tedy. “Simpel, jangan pernah mengatakan janji atas nama kestiaan demi cinta kalo hanya untuk diingkari dan dipermainkan”, jawab Tedy lugas. “Hmm, kalo kamu Tio?”, tanya Anda ke Tio. “Jangan ada cinta bila nantinya di dusta”, singkat Tio.

Ini benar benar pilihan yang susah bagi Anda karena jawaban mereka bertiga hampir sama. “Kalian mau berjanji kalo salah satu diantara kalian aku pilih, kalian menerimanya dengan lapang dada?”, tanya Anda. Mereka bertiga serentak mengangguk. “Oke aku pilih Tedy”, jawab Anda. “Yes sik asik sik asik”, kata Tedy sambil berjoget. “Kok kamu milih Tedy? Apa alasannya?”, tanyta Tio. “Tedy sudah menjawab apa maksud kata yang aku kasih”, tukas Anda. “Bener mas, kalo kita suka atau cinta sama orang dan udah ucapin janji kita harus berani pertahanin janji itu. Sebagai seorang lelaki kita harus dong pegang teguh omongan kita, kalo cinta hanya untuk main-main buat apa? Nantinya malah timbul hal yang negative. Kita tidak mencintai setulus hati malah ada hal lain yang di incer. Entah hartnya, badannya, atau apapun yang ujung-ujungny hanya bisa membuat wanita meneteskan air mata”, bilang Tedy. “Jadi untuk Toni dan Tio jangan marah ya”, bilang Anda. “Ia kita udah janji kok”, kata Toni. “Mas selamat ya kamu udah dapet pujaan hati kamu, semoga langgeng”, kata Tio. “Makasih ya dek” ucap Tedy. Hanya dengan kalimat yang kelihatannya tidak ada artinya bisa meluluhkan hati seorang wanita yang diperebutkan 3 orang kakak beradik

Jakarta, Friday 24-12-2010

06:02PM

2011/06/09

(CERPEN) LUTARIS

LUTARIS

Hampir setahun sudah Candra kuliah di Jakarta meninggalkan kampung halamannya di Lumajang sana. Sepertinya apa yang dia inginkan untuk melanjutkan studinya ke Paris akan segera terwujud. Kali ini Candra tak mau kehilangan kesempatan mendaftarkan diri untuk bisa berangkat ke Paris. Pagi itu Candra bersama adiknya Ryan yang usianya lebih tua 2 tahun langsung mendaftar di bagian kemahasiswaan. Memang hari itu tidak ada jam kuliah tapi mereka datang untuk daftar mengikuti program pertukaran mahasiswa “Dek, cepetan nanti keburu penuh”, ucap Candra sambil menarik tangan adiknya itu. “Iya iya mbak sabar”, balas Ryan. Sesampainya disana Candra mengisi formulir pendaftaran. “Yan, ini siapa lo? Pacar lo ya?”, tanya Adi teman kuliah Ryan yang mengurusi pendaftaran. “Hehehe, bukan di, dia kakak gue”, ucap Ryan. “Hahaha nasa kakak lo lebih tua dan gak ada miripnya sama sekali”, ledek Adi. “Dia aja yang ngaku ngaku adik gue”, celetus Candra. “Eh mbak gak aku bantuin nih, sapa bilang gak mirip dia cantik gue ganteng”, ucap Ryan. Candra dan Adi hanya tertawa. Setelah mengisi formulir pendaftaran Candra dan Ryan-pun keluar dan makan di kantin.

“Aku bangga mbak, punya kakak kayak kamu, dulu bilang gak jadi ke Paris sekarang mau jadinya”, ucap Ryan. “Hehehe itu kan dulu, sekarang beda, disini tertulis semua biaya di tanggung pemerintah dan sekolah ya plus dikasih uang jajan $500 sebulan? Wah banyak banget”, ucapnya kaget. “Iya mbak itu mah biasa, liat nih formulir pendaftaran aku”, bilang Ryan sambil mengeluarkan formulirnya. Ryan memang sering sekali pulang-pergi luar negeri hanya untuk studi. “Haaaa…..sebulan $1500? Sekitar 13 juta sebulan? Dan kamu di Belanda 2 bulan terus ke Swedia 4 bulan terakhir ke Rusia 4 bulan? Setahun bisa 3 negara hebat kamu dek”, puji Candra. Aku hanya tersenyum, “kamu mau kayak gitu mbak”, tanya Ryan. Candra mengangguk dengan mantap. “Gampang, nanti dirumah tak kasih tau triknya sekarang mah kita yang penting makan, aku laper”, ucap Ryan. “Huuuh, dasar perut karet tukang makan, pikirannya makanan mulu”, keluh Candra.

Malam harinya di rumah Candra dan Ryan saling bertukar fikiran tentang studi di luar negeri. “Mbak kan udah setahun sekolah di Jakarta dan tiap hari aku ajarin bahasanya dan sekarang memang saatnya kamu ke luar negeri mbak”, ucap Ryan. “Tapi aku takut disana, takut banyak orang jahat sama terjerumus ke pergaulan bebas dek”, ucapnya takut. “Disana kita tugasnya belajar mbak, dan jangan lupa iman kita di jaga, rajin sholat dan ngaji. Emang sih disana ceweknya seksi seksi, semok semok, montok montok bikin ngiler hahahaha”, kata Ryan sambil tertawa. “Dasar dek, dari dulu otakmu isinya gak berubah, cewek mulu, emang dasar playboy kamu”, ledeknya sambil mencubit pinggang Ryan. “Aduuh… biarpun playboy tapi pintar kan?”, tukas Ryan. “Iya iya pinter kok”, balas Candra.

Esok paginya saat jam kuliah Ryan berkumpul dengan temannyamembicarakan Candra. “Yan, kakak lo cantik juga ya? Bukan kakak kandung lo kan?”, tanya Naufal. “Bukan, dia kakak sepupu gue”, jawab Ryan. “Pantes gak mirip, dia udah punya pacar belum?”, tanya Indra. “Yee dasar, setau gue sih belom, kenapa lo naksir ya?”, tanya Ryan. Sesaat kemudian Candra masuk ke ruangan Ryan. “Dek, kata Bu Fina semua anak senior kumpul di gedung kesenian”, ucapnya. Ryan dan teman-temannya langsung menuju ruang kesenian.

Dan disana Bu Fina memberikan pengumuman, “sehubungan dengan adanya program studi ke luar negeri, ibu akan bacakan siapa saja yang akan berangkat. Perlu diketahui, bahwa untuk tahun ini mahasiswa yang junior akan didampingi senior. Santi dampingi Rahmad, Novan dampingi Sella, Wiwid dampingi Anang, dan Indra dampingi Candra”. “Wah dra, kesempatan nih bisa jadi pacar kakak gue hahahaha”, ledek Ryan. “Apaan sih”, ucap Indra risih

Hari demi hari berlalu, Indra dan Candra sudah terlihat akrab. “Indra, di sana jaga baik-baik kakak gue lo, ntar kalo kenapa-kenapa gue abisin lo”, ucap Ryan. “Tenang aja bos, berangkat mulus, pulang mulus hahaha”, ledeknya. Candra hanya bisa tersenyum.

Malam harinya di rumah Candra mempersiapkan semua untuk berangkat ke Paris besok pagi. “Dek, sini napa, jangan di pintu terus kayak satpam”, ucapnya. Ryan duduk di kasur mbaknya dan berkata, “jaga dirimu baik-baik ya mbak, aku dah tenang sekarang kamu yang dampingi temenku sendiri, kayaknya Indra suka tuh mbak sama kamu”, bilang Ryan. “Ih, apaan sih, gak jelas, inget aku disana belajar bukan pacaran”, tegasnya. “Alah sekarang bilang gitu paling pas disana beda, kayak waktu dulu bilang gak mau sekolah di Jakarta eh sekarang malah betah”, ucapku sambil mencolek-colek pinggangnya. Candra berusaha menghindar dari colekan itu, kamipun bercanda riang tawa hingga larut malam. Sebuah perjalanan hidup seorang anak dari kampung halaman bisa ke luar negeri. LUTARIS (Lumajang-Jakarta-Paris).

Jakarta, Monday 20-12-2010

05:15PM

Get paid To Promote at any Location